Sabtu, 15 Januari 2022

Get Well Soon My Sweety

 



Ini adalah catatan pertamaku di tahun 2022, catatan pertama yang diawali dengan kesedihan. Kesedihan karena tulisan ini aku buat saat sedang menemani putri sulungku yang harus terpaksa di rawat di rumah sakit. Siapapun pasti tak ada yang mau di rawat di rumah sakit, membayangkannya saja enggan, lengan disuntik jarum infus, tiap hari makan makanan rumah sakit yang terasa hambar, dunia rasanya hanya sebatas kamar saja.

Berawal dari hari Senin pagi saat tiba-tiba tanganku bersentuhan dengan putri sulungku yang terasa lebih hangat dari biasanya. Langsung saja kuraba dahi dan lehernya dan memang terasa lebih hangat, untung saja hari itu jadwal dia belajar di rumah. Seperti biasa pagi-pagi anak-anak kubawa ke rumah mbahnya untuk ku tinggal ke kantor kecuali putriku yang nomor dua yang memang harus berangkat sekolah. 

Sore harinya si kakak terlihat mulai lemas, aku hanya memberikannya parasetamol. Aku pikir ini akibat kemarin dia bermain air telalu lama dan mungkin kondisi perut yang kosong jadi masuk angin biasa. Keesokan harinya demam mulai naik turun berkisar diangka 38-39 lebih, akhirnya kami membawanya ke dokter keluarga tapi setelah dua hari tetap belum ada perubahan dan demamnya sempat naik sampai 40 setelah turun hingga 37, 7. Pikiranku mulai kalut, tiga hari demam naik turun biasanya tipes/DBD, malam itu juga kami bawa ke dokter spesialis anak langganan kami dan malam itu juga dokter menyarankan untuk rawat inap saja di rumah sakit. Tangis putriku pecah di ruang praktek dokter, dia menjerit-jerit tidak mau dibwa ke rumah sakit dan ingin pulang saja ke rumah. Namun melihat kondisinya yang sudah makin lemas kami tetap memutuskan untuk membawanya ke IGD. 

Diantar mbah kakung kami menuju IGD terdekat, digendong ayahnya putriku langsung mendapat penanganan di IGD sedangkan aku harus menggendong si bungsu yang tidak mau ditinggal di rumah bersama mbah uti. Terdengar jelas tangisan dan teriakannya dari dalam ruang IGD yang memanggil-manggil diriku. Kutitipkan si bungsu dengan mbah kakakungnya dan segera berlari ke dalam ruang IGD memeluk putriku yang menangis saat akan dipasang jarum infus. Sungguh persaanku bercampur aduk saat itu, rasanya seperti mimpi harus kembali ke tempat itu. Hanya dzikir dan doa yang berusaha terus kupanjatkan semoga semuanya akan segera baik-baik saja.

Sambil menunggu pindah ke ruang perawatan akhirnya kami memutuskan untuk sementara waktu aku yang menemani putriku sedangkan suami pulang dahulu bersama si bungsu dan mbah kakung sekaligus menyiapkan keperluan yang akan dibawa. Malam pertama suami yang menemani di rumah sakit karena si bungsu juga sedang agak demam karena baru saja imunisasi, malam itu untuk pertama kalinya setelah sekian purnama aku mengendarai motor tengah malam pulang  ke rumah. Jalanan yang sepi membuat perasaanku makin tak karuan, lagi-lagi hanya doa dan dzikir yang bisa kulafazkan sepanjang perjalanan berharap badai ini segera berlalu. Aku hanya terus meyakinkan diri bahwa Allah memberikan ujian tak akan melebihi batas kemampuan hamba-Nya.

Dari dugaan awal tipes kini diagnosa dokter beralih ke DBD karena jumlah trombosit yang menurun dari 151 dihari pertama masuk rumah sakit menjadi 134 di hari berikutnya. Dokter berpesan untuk menjaga asupan yang masuk, makanannya agar dihabiskan. Namun saat sehat saja putriku termasuk yang picky eater apalagi kondisi sakit saat ini, rasanya membuatku jadi makin cerewet. Banyak yang menyarankan untuk mengkonsumsi jus jambu dan sari kurma yang kutahu rasanya enak, tapi kenyataannya bagi putriku yang sama sekali tak doyan buah itu bukan hal menyenangkan untuk dilakukan. Jangankan minus jus jambu dan sari kurma, buat ngabisin jatah makan saja butuh perjuangan yang luar biasa.

Diluar itu semua aku sendiri terus berusaha menguatkan diriku sendiri karena aku harus bisa menguatkan putriku. Meski tak kupungkiri ada sisi dimana aku merasa terpuruk melihat kondisi putriku yang lemas seolah tak berdaya, tapi sekali lagi aku harus kuat dihadapan dia. Untuk sementara waktu kedua adiknya kutitipkan bersama kedua orang tuaku karena aku dan suami harus berbagi jadwal untuk menjaga si kakak di rumah sakit.

Semoga Allah segera mengangkat sakitmu nak dan kamu bisa kembali ceria seperti biasanya, bunda kangen lihat kamu yang senang pecicilan dan hobi banget bikin telur omlet buat ngemil bareng adek-adekmu. get well soon sayang


Selasa, 03 Agustus 2021

Why MVC?


 



MVC = Model View Controller
Adapun definisi MVC adalah pola arsitektur pada perancangan perangkat lunak yang berorientasi objek. Tujuan dari MVC adalah untuk memisahkan antara tampilan, data dan proses. Dalam hal ini controller memegang peran utama untuk mengatur alur proses dengan model sebagai data dan view sebagai tampilan.

Why MVC?
  • Organisasi dan struktur kode
  • Pemisahan logic dan tampilan
  • Perawatan kode
  • Implementasi konsep OOP
  • Digunakan oleh banyak Web Application Framework
Untuk lebih jelasnya lagi tentang MVC bisa dilihat pada skema di bawah ini:  



Berikut ini beberapa catatan penting dari apa yang telah kita pelajari sekilas tentang MVC:

Model = Data
    • Representasi Pengetahuan
    • Mengelola Data
    • Logika Bisnis 
View = Tampilan
    • Output, apa yang dilihat oleh user
    • Representasi visual dan model
    • Lapisan presentasi
Controller = Proses
    • Perantara antara model dan view
    • Menangani pemrosesan pada aplikasi
    • Menangani aksi dari user

Untuk penjelasan lebih lengkapnya bisa disimak di channel Web Programming UNPAS tentang MVC

Selamat belajar, tetap semangat dan semoga bermanfaat. Terima kasih

Senin, 02 Agustus 2021

Apa Sih Git dan GitHub?



Setelah postingan sebelumnya saya menulis tentang roadmap seorang web developer. Kali ini saya akan menuliskan dan membahas salah satu komponen dari roadmap tersebut.

Saya akan menulis tentang Git daan GitHub, yang mana saya sendiri juga baru berkenalan dengan aplikasi ini. Jadi di sini kita sama-sama belajar saja karena saya hanya akan berbagi dari apa yang telah dan sedang saya pelajari.

Sebelumnya saya tekankan di sini bahwa Git dan GitHub adalah dua hal yang berbeda dan terpisah, jadi kita bisa menggunakan aplikasi tersebut secara terpisah atau bahasa lainnya tidak harus digunakan secara bersamaan.

Version Control System (VCS)

Ada yang harus kita pelajari terlebih dahulu sebelum mengenal Git dan GitHub yaitu Version Control System (VCS). VCS biasa disebut juga source code management adalah sistem yang mengelola perubahan dari sebuah dokumen. Dokumen tersebut bisa berupa source code atau program komputer, website atau informasi lainnya. Apa sih latar belakang atau alasan kenapa kita perlu menggunakan VCS?

Beberapa hal yang menjadi alasan atau latar belakang mengapa diperlukannya VCS antara lain:

1. Bagaimana melacak history perubahan pada suatu dokumen?

2. Bagaimana untuk membuat version file  misal dari sebuah program yang kita buat?

3. Bagaimana agar satu dokumen dapat dikerjakan secara tim atau kolaborasi anatara beberapa orang secara bersamaan?

4. Bagaimana jika kita ingin berbagi source code atau opensource dari program yang kita buat?


Untuk itu kita butuh sebuah Version Control System (VCS):

- Sebuah sistem yang menyimpan (rekaman/ snpashot) perubahan pada sebuah file/ source code

- Memungkinkan untuk bekerja secara berkolaborasi dengan lebih baik

- Kita dapat mengetahui siapa yang melakukan perubahan dan kapan perubahan tersebut dilakukan

- Memungkinkan kita untuk kembali pada perubahan sebelumnya atau ke keadaan sebelum perubahan (chekout)


Macam-macam VCS:

- GIT

- Subversion

- Mercurial

- CVS


GIT

Sekarang kita coba mengenal lebih dekat apa itu Git. Git adalah sebuah VCS terdistribusi untuk mengelola file dalam folder yang disebut repo/ repository. Penjelasan atau keterangan lebih lengkapnya mungkin bisa dibaca di halaman wikipedia tentang Git.

Pada Git kita akan bekerja dalam folder yang disebut repository/ repo. Riwayat perubahan yang terjadi pada file yang kita simpan dalam repo akan disimpan dengan sebuah commit dengan menggunakan sebuah penanda unik yang disebut hash. 

Secara singkatnya dapat kita katakan bahwa 1 commit = 1 snapshot = 1 perubahan = 1 hash


GitHub

Sekarang kita akan coba mengenal tentang GitHub, adalah sebuah website layanan cloud untuk menyimpan/ mengelola project/source code. di GitHub kita bisa melakukan apa yang ada di GIT tapi bedanya semuanya dilakukan secara online. Penjelasan atau keterangan lainnya seperti biasa bisa dibaca di wikipedia tentang GitHub

Namun jika di komputer kita diinstal Git maka kita bisa mengirim project yang ada di Git ke GitHub dan juga sebaliknya kita bisa mengambil project yang ada di Git Hub untuk di simpan di Git. Proses tersebut bisa kita lakukan dengan syarat repo yang ada di GitHub kita clone untuk kita simpan di Git sehingga kita bisa bekerja dengan remote. Dengan kata lain kita bisa mengerjakan project kita secara lokal di komputer kita menggunakan Git dan selanjutnya project tersebut bisa kita kirim ke akun GitHub agar bisa dilihat bersama.

Demikian sekilas penjelasan tentang apa itu Gut dan GitHub dari apa yang sedang saya pelajari, penjelasan lengkapnya mungkin bisa dilihat di channel youtube Web Programming UNPAS tentang Git & GitHub

Berikut ini beberapa daftar istilah dari apa yang telah kita pelajari:

- VCS

- Git

- GitHub

- Repo/Repository, folder

- Commit, menyimpan perubahan pada suatu file

- Hash, penanda unik untuk setiap commit

- Checkout, beralih ke commit sebelum perubahan

- Branch, cabang dari sebuah commit

- Merge, menggabungkan beberapa branch

- Remote, sumber yang memeiliki repo untuk bisa melakukan clone

- Clone, membuat repo yang sama di lokal komputer kita (Git) dengan yang ada di GitHub

- Push, mengirim commit

- Pull, mengambil commit


Selamat belajar, tetap semangat dan semoga apa yang saya bagi di sini bisa bermanfaat. Terima kasih



Kamis, 29 Juli 2021

Roadmap Seorang Web Developer (Ternyata Panjang Juga)

Bismillah...

Tulisanku kali ini memang tidak seperti biasanya yang berisi seputar kontemplasi kehidupan tapi ini bukan pertama kalinya aku menulis tentang teknologi informasi yang sesuai dengan latar belakang pendidikanku sebagai alumni Mahasiswa Teknik Informatika.

Sebelumnya apa yang aku tulis ini mungkin sudah banyak di tulis di berbagai media. Tujuan utamaku menuliskannya sebagai bagian dari content di rumah mayaku adalah agar apa yang aku pelajari lebih melekat di ingatan karena jujur aku yang sudah sering kali pelupa. Selai itu dengan menuliskannya di sini bisa menjadi referensi baik bagi aku pribadi atau siapa pun yang kebetulan mampir di rumah mayaku ini.

Baiklah setelah lebih dari sepuluh tahun terjun di dunia kerja yang sebagian besar pekerjaannya justru jauh dari apa yang dulu pernah aku pelajari saat kuliah. Maka kali ini aku ingin kembali merefresh ilmu-ilmu yang sebenarnya juga bisa dimanfaatkan dalam melakukan tugas-tugas kedinasanku.

Kali ini aku ingin kembali mempelajari web programing yang sebetulnya bukan hal baru tapi setelah sekian tahun tak pernah lagi berkutat di sana ternyata sudah teramat jauh dan pesat perkembangan teknologi di dalamnya. Berdasarkan saran dari rekan kantorku maka aku mengikuti sebuah channel youtube Web Programming UNPAS sebagai tutorial dan salah satu referensi dalam belajar. 

Baiklah untuk pertama kita akan belajar dahulu sebenarnya bagaimana sih roadmap (peta jalan) untuk menjadi seorang Web Developer.  Dalam vidionya, Sandika Galih menjelaskan peta jalan seorang Web Developer yang dibuat oleh Kamran Ahmed. Jadi sebelum kita ingin menjadi seorang web developer ada beberapa hal yang seharusnya kita kuasai terlebih dahulu baik untuk front-end atau back-end developer atau keduanya. 

Namun sebelumnya sangat disarankan adalah kita mempelajari bahasa inggris terlebih dahulu karena sebagian besar dokumen/ literatur tentang teknologi informasi adalah menggunakan bahasa inggris. Ini yang jadi PR besar buatku yang masih lemah banget soal bahasa inggris. ayo semangat!

Oke, yang harus kita pelajari:

  1. Git - Version Control
  2. Basic Terminal Usage
  3. Struktur Data (mempelajari perilaku dan membuat type data dari yang primitif hingga kompleks)  Algoritma ( mempelajari problem solving, sebelum  membuat software atau coding sebaiknya problemnya sudah solving/ terselesaikan terlebih dahulu). Sebaiknya pelajari menggunakan Javascript dan Python
  4. GitHub
  5. Licenses (bagaimana membuat lisensi program)
  6. Semantic Versioning (bagaimana membuat version dari program kita)
  7. SSH (bagaiman agar terhubung secara remote ke server)
  8. HTTP/ HTTPS, APIs (web pasti tersimpan di protokol ini)
  9. Design Patterns (YAGNI, KISS, SOLID) bagaimana membuat source code kita simple, efektif dan efisien.
  10. Character Encodings(jika ingin membuat program berskala internasional maka harus mempelajari karakter encoding di berbagai bahasa)
Mungkin itu sepuluh poin penting yang sebaiknya kita pelajari terlebih dahulu sebelum kita mempelajari lebih lanjut web development. Sah-sah saja jika kita ingin langsung mahir coding dan mengembangkan website di berbagai platform. Namun alangkah lebih baik jika dasar atau fundamentalnya dikuatkan terlebih dahulu.

Berbagi pengalaman saja saat awal kuliah dahulu , aku sangat tertarik dengan web development. Pertama kali aku bikin web statis dengan microsoft frontpage tahun 2004 dan terus berlanjut hingga berkenalan dengan php. Namun sayang semuanya terhenti saat memasuki dunia kerja yang membuatku jarang lagi bersentuhan dengan web development. Mungkin karena basic yang belum terlalu aku kuasai betul akhirnya ilmu itu menguap begitu saja. Meski jika kembali direfresh masihlah bisa sedikit-sedikit mengingatnya. Jadi saranku bagi yang baru mulai belajar silahkan untuk memperkuat dulu fundamentalnya dan mempelajari hal-hal yang disebutkan di atas.

Untuk lebih lanjutnya silahkan kunjungi chanel Web Programming UNPAS dan kalian bisa belajar banyak di sana. Selamat belajar dan tetap semangat 😊

Sumber: https://github.com/kamranahmedse/developer-roadmap



Kamis, 29 April 2021

Jujur Aku Masih Trauma

Diawali dengan putri sulungku yang tiba-tiba muntah di sekolah setelah dua kali mulai kembali tatap muka. Untungnya setelah itu kembali belajar di rumah dikarenakan dipakai untuk kelas enam ujian. selag beberapa hari setelah muntah-muntahnya reda lanjut dengan batuk pilek terpaksa kami mebawanya ke dokter keluarga agar tidak berlarut-larut. Alhamdulilah kondisinya sudah mulai membaik dan bisa puasa lagi.

Tak berselang lama ternyata kini giliran bunda dan adik-adiknya yang ketularan batuk pilek. Mendadak peristiwa setahun silam teringat kembali di ingatanku, kurang lebih satu bulan setelah pandemi menyapa daerah kami. Aku harus tiga kali bolak balik rumah sakit, pertama saat melahirkan, kedua sat putri keduaku dirawat dan ketiga saat si bayi harus masuk NICU. Dalam satu bulan aku harus melalui itu semua dan kini saat mereka bertiga kembali sakit disaat bersamaan rasanya aku masih trauma. Terpaksa aku mengambil cuti sementara demi menemani mereka yang ingin selalu bersama bundanya.

Semoga kali ini tak harus seburuk dahulu, sakit disaat pandemi memang membuatku merasakan stigma negatif itu. Semoga lekas sehat anak-anakku sayang sunguh bunda khawatir, semoga kita bisa melalui ini bersama seperti dahulu kala. Aamiin



Senin, 05 April 2021

Aku Akan Terus Menulis

            Sejak kita mulai masuk bangku sekolah pasti kita akan diajari menulis jadi jika ada yang bilang tidak bisa menulis itu rasanya tak mungkin. Menulis dalam artian tak sekedar menuliskan huruf diselembar kertas memang bukan hal baru buatku. Sejak SD aku memang sudah menyukai menulis, aku senang jika awal masuk sekolah setelah liburan panjang karena pasti akan diberi tugas mengarang. Jika teman-temanku masih suka bingung untuk sekedar memenuhi satu halaman folio maka aku bisa mengarang sampai penuh empat halaman folio. Memang tulisan tanganku tak indah dan mungkin masih belum menggunakan kaidah kepenulisan yang benar tapi bagiku yang penting ya tulis saja apa yang aku pikirkan dan rasakan.

            Saat kelas lima SD aku mulai tertarik menulis diary setelah membaca beberapa diary milik Bapak yang masih tersimpan sampai sekarang.  Entah sudah berapa buku diary yang aku punya, tapi saying justru setelah menikah aku jadi jarang menulis diary. Sejak tahun 2006/2007 aku lupa pastinya aku mulai mengenal blog namun sayang blog pertamaku di multiply sudah hangus tak tersisa tanpa sempat kuselamatkan kisah-kisah yang ada disana.

            2009 Sekembaliku dari perantauan ke kampung halaman aku beralih dan membangun kembali tumah mayaku di blogspot.com hingga sekarang. Aku juga sempat bergabung dengan teman-teman Forum Lingkar Pena dan Rumah Baca Asmanadia meski sayang setelah menikah dan disibukan dengan ketiga buah hatiku terpaka harus aku tinggalkan. Sempat juga bergabung dengan Pejuang Literasi dan menghasilkan 3 buah antologi. Meski tak aktif lagi di FLP namun sebentar lagi antologi kedukau bersama FLP Tegal insya allah akan segera rilis. Kemarin bersama 30DWC maka menggenapkan 10 antologiku untuk itu aku bulatkan tekad mengikuti 30 HMBP untuk bisa merilis karya pribadiku yang aku harap bisa menjadi buku solo pertamaku nanti.

            Isi tulisannku memang lebih terkesan curhat dan semacamnya dan akhirnya baru kusadari bahwa ini menjadi self healing buatku dalam menghadapi beraneka persoalan hidup selama ini. Dengan menulis perlahan aku bisa memahami dan memaknai setiap garis takdir yang sempat aku sesali atau hikmah dibalik setiap peristiwa yang harus aku lalui. Aku yang cenderung tak mudah bergaul apalagi jika harus bicara didepan umum, berbicara jujur dihadapan orang tuaku saja buatku butuh usaha keras. Sempat ada yang mengatakan bahwa aku autis karena terlalu asyik dengan  duniaku sendiri. Sempat terpikir apakah aku salah jurusan masuk kuliah di Teknik Informatika tapi kok sukanya nulis yang nggak nyambung sama sekali dengan backgroundku itu.

            Terserah bagaimana pandangan orang tentang diriku yang pasti aku akan tetap menulis apa yang ingin aku tulis. Sekali lagi biarlah, ‘If you don’t know who I’m don’t judge me’ aku senang dan menikamati duniaku ini dan aku berusaha tak menyesali apa yang dulu sudah terjadi padaku. Semoga lewat tulisanku ada hikmah yang bisa dipetik oleh siapa pun yang membacanya dan mereka bisa belajar dari apa yang aku alami tanpa arus mengalaminya langsung.  Akan selalu ada makna dibalik setiap peristiwa, untuk itu aku akan terus menulis.

Senin, 29 Maret 2021

Rumah Kita



Tempat seorang anak adalah bersama orangtuanya, tempat seorang istri adalah disisi suaminya. Maka dari itu aku ada disini di rumah mertuaku bersama suami dan anak-anakku.

Pasangan suami istri manapun pasti ingin memiliki kehidupan barunya sendiri. Memiliki rumah sendiri dan menjadi raja dan ratu di rumah itu. Namun tak semua pasangan memiliki kemudahan untuk mewujudkan itu semua dalam sekejap.

Bersyukurlah bagi kalian pasangan yang bisa langsung memulai kehidupan barunya sendiri di istananya sendiri. Namun janganlah berkecil hati bagi kalian yang masih jadi penghuni Pondok Mertua Indah seperti aku ini.

Jangan terlalu hiraukan omongan orang diluar sana yang bilang kita nggak bisa mandiri, masih bergantung dengan orang tua, kerja bertahun-tahun kok nggak bisa punya rumah dan berbagai macam nyinyiran orang diluar sana.

Menuju sepuluh tahun pernikahan kami sengaja aku buat catatan ini hanya sebagai reminder saja dari mindmap yang pernah aku buat diawal pernikahan dan suami pun mengiyakan. Dalam mindmap tersebut memiliki rumah impian memang bukan prioritas utama kami. Bukannya kami tak mau berusaha dan mengandalkan tempat tinggal orangtua kami yang memang masih bisa kami tinggali. Alhamdulillah atas ijin Allah kini kami sudah mulai melangkah kearah sana dengan dibukakan pintu rizki perlahan-lahan. Tapi sekali lagi itu belum menjadi prioritas utama kami, semoga pada saatnya nanti semua akan terwujud dengan indah dan penuh berkah. Aamiin.

Di hari pertama aku menginjakan kaki di rumah ini aku sudah bertekad bahwa aku akan berusaha melakukan apa pun yang membuat suamiku ridho kepadaku termasuk jika dia menginginkan kami tinggal bersama ibunya yang sudah sendiri. Menemaninya menghabiskan sisa waktu diusia senjanya.

Tak jarang aku mendengar celotehan tetangga mengapa kami tak tinggal di rumah orangtuaku saja yang kebetulan memang dekat jaraknya. Apalagi saat anak-anak kami lahir satu persatu, celotehan itu makin sering terdengar baik langsung maupun lewat kabar burung.

Biarlah mereka berceloteh sepuas apa pun, berkomentar seenak mereka tentang rumah tangga kami. Yang terpenting aku tahu pasti setiap langkah yang aku ambil ada ridho suamiku disana. Anak-anakpun senang kok tinggal di rumah eyangnya dan mereka juga tetap sering ke rumah (orangtuaku) meski jarang sekali mau menginap disana.

Beruntung cerita 'seram' mertua vs menantu yang sering dikoar-koarkan orang, tidak menghantui kehidupan rumah tangga kami. Aku dan ibu mertuaku memang tak selalu sepakat dalam setiap hal, namun itu bukan alasan untuk membuat jarak diantara kami bukan?

Jodoh-Kehilangan-Kenangan

Jodohku?

Aku percaya bahwa semua yang ada di dunia ini sudah ada jodohnya. Seperti kata Afgan bahwa jodoh pasti bertemu.

Seperti aku dan suamiku yang mungkin telah melalui berbagai macam "pencarian" akhirnya kami dipertemukan lewat orang tua kami. Inilah jalan jodoh kami yang semoga bisa sehidup sesurga. Aamiin

Seperti halnya segelas jus alpukat yang kubeli siang ini. Maksud hati ingin membeli di tukang jus depan mini market dekat sekolah putriku ternyata nihil. Kucoba alternatif lain dan ternyata dua kali nihil juga. Tak putus asa akhirnya kucoba berbalik arah, teringat masih ada satu minimarket yang terlewat. Alhamdulillah akhirnya aku berjodoh juga dengan jus alpukat itu.

Tak jauh berbeda antara aku dan 30DWC, dari berbagai macam kelas menulis yang serupa tapi tak sama ternyata hatiku terpaut disini. Semoga inilah jalan jodoh tulisan-tulisanku karena setiap tulisan pasti akan menemukan jodohnya yaitu pembacanya.

Ini kedua kalinya aku ambil bagian dari 30DWC. Seperti dijilid sebelumnya niatan yang pertama yaitu menantang diri, untuk melawan rasa malas(menulis). Ingin jadi penulis ya menulis, jangan hanya sebatas ingin. Selebihnya aku berharap ini bisa menjadi proses menabung dan menggenapkan naskah untuk project buku soloku yang masih harus rela kugantung.

Bismillah semoga aku bisa menyeleasaikan apa yang aku mulai ini. Seperti biasa platform utama yang aku pakai tentunya di instagram yang akan selalu update ke fb dan semoga bisa kembali mengisi rumah mayaku di www.ndeelife.blogspot.com

Semangat untuk teman2 Squad 5 yang belum sempat ku ikuti satu persatu. Semoga tigapuluh hari kedepan kita bisa saling menyemangati, saling melengkapi, saling berbagi ilmu dan pastinya menambah tali silaturahmi.

Kehilangan

Sejatinya semua yang ada di dunia ini milik Allah dan akan kembali padaNya. Kehilangan itu pasti tapi bagaimana kita memaknai kehilangan itu sendiri

Setelah setahun lebih, akhirnya siang ini aku berkesempatan 'menculik' kawan baikku yang rasanya sekarang sulit sekali ditemui. Niatan awal kami ingin saling berbincang melepas penat dari padatnya pekerjaan di kantor.

Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan akhirnya kami memilih sebuah warung makan yang dekat kantor. Kebetulan siang tadi suasananya tidak terlalu ramai hanya ada beberapa pengunjung. Kami memilih meja diruang paling belakang yang sepi.

Ikan mujaer goreng dan jus jambu menemani obrolan kami siang itu. Namun niat hanyalah niat karena akhirnya apa yang kami bicarakan justru jauh dari apa yang awalnya ingin dicurhatkan.

Berawal dari postingan putriku di ig akhirnya cerita mengalir tentang keponakan kawanku yang belum lama meninggal karena sakit.

Mendengarkan ceritanya aku jadi ikut terhanyut, terlebih usia keponakannya tidak jauh dari usia putriku. Dia menceritakan bagaimana detik-detik menjelang kepulangan keponakan kesayangannya itu.

Bagaimana sang ibu yang berusaha tegar menemani hingga di detik-detik terakhirnya namun akhirnya harus terkena depresi sebab kehilangan yang sangat mendadak itu.

Tak hanya orang tua dan adiknya, kakek nenek, kerabat dan tetangganya pun merasa kehilangan sosok lucu yang soleh itu yang kini sudah menjadi tabungan di akhirat untuk orang tuanya.

Aku memang belum merasakan kehilangan yang seperti itu dan tak berharap itu terjadi. Pasti berat melepas kepergian buah hati tersayang yang sedang lucu-lucunya. Terlalu banyak kenangan yang tersimpan rapi diingatan yang akan selalu membangkitkan kenangan.

Namun sebagai manusia biasa kita harus berdamai dengan takdir sepahit apa pun itu. Mudah memang mengatakannya walau teramat sangat tak mudah menjalankannya. Semoga untuk saudara-saudara kita yang saat ini sedang merasa kehilangan, bisa segera ikhlas dan melepas dengan damai kenangan yang pernah ada. Yakinlah akan ada hikmah dibalik itu semua

Rasa kehilangan hanya akan ada, jika kau pernah merasa memilikinya ~Letto~

Kenangan

Pernah nggak sih kita berpikir sudah berapa banyak orang yang kita temui sepanjang perjalanan usia kita? Sudah berapa banyak kenangan yang kita simpan tentang mereka yang datang dan pergi?

Ibarat komputer mungkin hardisk kita sudah terlalu penuh dan butuh didefragment untuk merapikan kembali setiap file kenangan yang ada. Mungkin perlu juga dilakukan disk cleanup untuk menghapus kenangan-kenangan yang tak perlu lagi kita simpan. Namun tak perlu juga kita memformat ingatan kita untuk menghapus semua kenangan yang ada.

Tak bisa dipungkiri setiap kehadiran pasti akan menyisakan kenangan baik manis atau pun pahit. Ada yang kehadirannya memang kita undang untuk hadir dalam kehidupan kita. Ada pula yang kehadirannya muncul tiba-tiba saja tanpa kita sadari kedatangannya.

Ada yang hadirnya hanya singgah sejenak untuk sekedar bertegur sapa. Ada pula yang sekedar berlalu tanpa sempat menyapa. Atau mungkin ada yang hadirnya penuh makna dan meninggalkan banyak kenangan.

Seperti sepiring kue yang datang entah kita beli atau atas pemberian orang dan pergi ke perut kita atau kita berikan ke orang lain, semuanya akan berlalu pada saatnya.

Lalu bagaimana jika yang telah pergi itu datang kembali dan membuat file kenangan yang sudah tersimpan rapi harus dibuka kembali?

Tak masalah jika yang kembali adalah kenangan yang mampu membangkitkan semangat kita. Tak masalah jika yang datang kembali bisa memperpanjang tali silaturahmi yang sempat terputus.

Namun bisa berbahaya jika yang kembali adalah kenangan pahit yang mampu mengacaukan hati dan pikiran kita atau membuat kita berlarut-larut dalam kesedihan. Akan berbahaya pula jika yang datang adalah kenangan tentang sang mantan yang belum bisa sepenuhnya hilang dari ingatan.

Mungkin itulah mengapa lebih baik pacaran setelah menikah, karena kita tak pernah tahu apakah pacar kita adalah jodoh kita. Pacaran bertahun-tahun dengan siapa eh nikahnya dengan siapa. Jangan sampai ada yang gagal move on hanya gara-gara sang mantan.

Jadi sepertinya cukup tepat jika buanglah mantan pada tempatnya, lalu bagaimana dengan yang tak sempat menjadi mantan namun meninggalkan kenangan yang dalam?😜

*)Tiga catatan tersebut bagian dari tantangan 30DWC Jilid 29 yang sedang aku ikuti

Kamis, 25 Februari 2021

Setahun Yang Lalu

Tepat setahun yang lalu kau hadir menambah warna dalam hidupku, tepat setahun yang lalu untuk pertama kalinya ku kecup pipimu. Sungguh hingga detik ini rasanya masih tak percaya bahwa Allah telah menghadirkanmu untukku, kau benar-benar karunia dari Allah bagi kami seperti arti namamu.

Lahir di awal pandemi memasuki kota kelahiranmu dan hingga kini bunda masih belum berani mengajakmu menjelajah, entah hingga kapan. Mengingat semua peristiwa di awal kelahiranmu sungguh tak habis rasa syukur terucap  karena kami masih diijinkan memilikimu, meski sejatinya kita semua hanya milik Allah SWT.

Tak banyak kata yang terucap selain doa terbaik untukmu sayang dari kami yang menyayangimu. Semoga kau terus tumbuh sehat menjadi anak yang soleh, menjadi kesayangan dan kebanggaan kami semua. Selamat satu tahun Gibran Guntur Athallah yang semakin comel kata kakak-kakaknya.



Selasa, 12 Januari 2021

WFH Lagi, Kapan Corona Pergi?

Akhirnya WFH lagi, entahlah harus senang atau sedih. Seperti sebelumnya di kantorku mulai kembali menerapkan Work From Home (WFH) sehari di kantor sehari di rumah. Senang karena dengan WFH aku bisa lebih banyak waktu bersama anak-anak di rumah. Sedih karena berarti ini pandemi belum berakhir dan entah sampai kapan. 

Senin kemarin jadwalku WFH dan seperti hari-hari aktif biasanya, anak-anak ku titipkan di rumah orang tuaku dan aku sendiri bekerja di rumah. Setengah hari berjalan aman dan lancar meski kedua putriku mau tetap di rumah tidak mau aku titipkan di rumah mbahnya. Seperti biasa jam dua belas aku istirahat dan menyempatkan untuk menyuapi anakku terutama yang bayi. Jam setengah dua aku mulai membuka laptopku lagi, kali ini laptop kubawa ke rumah orang tuaku aku pikir agar bisa sambil menemani kakak-kakaknya bermain. 

Namun apa daya baru beberapa menit ku mulai mengedit data, putri keduaku mulai menunjukkan tanda-tanda "bahaya". Benarlah ternyata siang itu tingkah manjanya yang ingin mainan masak-masakan bersama bunda praktis membuatku tak bisa melanjutkan pekerjaan kantorku. Tangisnya yang pecah disaat adiknya yang bayi sedang lelap tertidur otomatis membuatku harus berusaha menenangkannya agar tak menambah satu tangisan lagi. Laptop lemot, sinyal internet yang timbul tenggelam dan anak yang mendadak rewel, rasanya perpaduan yang sangat nikmat disiang yang mendung itu.

Jadi teringat 30 hari yang baru saja kulalui, 30 hari menantang diri sendiri untuk rutin menulis tiap hari tanpa tapi dan aku berhasil. Aku berhasil memacu diri untuk bisa lolos tantangan ini meski sempat ragu diawal dan tertatih di beberapa hari terakhir. Ibu bekerja dengan 3 anak yang dua diantaranya balita dan tanpa asisten rumah tangga rasanya sempat tak percaya aku bisa melakukannya. Mencuri-curi waktu diantara rentetan aktivitas untuk bisa sekedar menumpahkan rasa melalui kata-kata itu rasanya ada kepuasan tersendiri di hati. Yap, awal aku menulis memang sebagai bentuk self healing, menghilangkan segala penat dan aneka rasa yang berkecamuk di hati dan pikiranku.

Waktu tersulit bagiku untuk menulis justru saat weekend, sebab saat weekday aku masih bisa menulis di sela-sela jam kantor tanpa terlalu banyak gangguan kecuali ada perkerjaan mendadak yang harus segera diselasaikan. Tapi di rumah, wah rasanya penuh perjuangan untuk bisa sekedar menuliskan kisahku di halaman ig. Dari pekerjaan rumah yang memanggil-manggil ingin disentuh, anak-anak yang minta ditemani bermain, hingga berebutan ponsel dengan anak-anakku. Kenapa nggak ada ART? Bukankah dicatatan sebelumnya aku telah menemukan ART?

Yap, aku memang sudah menemukan ART tapi memang aku pekerjakan di rumah orang tuaku untuk membantu menjaga anak-anakku saat aku di kantor. Sedangkan saat aku libur, ART maka aku liburkan juga. Sejujurnya aku dan suami memang merasa kurang nyaman jika ada "orang lain" di rumah maka dari itu kami memutuskan tak memakai ART di rumah. Jadi semuanya memang ku kerjakan sendiri dibantu suami dan kedua putriku meski lebih banyak bikin riweuhnya tapi yang penting mereka mau belajar membantu bunda menyelesaikan pekerjaan rumah dan menjaga adik bungsunya.

Setiap masa pasti memiliki cerita yang semoga hanya kisah yang indah yang terekam sempurna di ingatan dan kelak akan dirindukan dan selalu indah untuk dikenang.

Jumat, 08 Januari 2021

Biar Kutemukan Makna

Biar Kutemukan Makna

Inilah catatan pertamaku di rumah mayaku di tahun 2021, dua hari terakhir sebelum 30DWC berakhir.

Ya tantangan menulis selama tiga puluh hari yang aku ikuti akan segera berakhir, tak terasa dan ternyata aku bisa untuk konsisten menulis setiap harinya.Walau tak selalu kutulis kisahku di sini, namun kini jejak penaku tak hanya kata-kata di status wa melainkan sebuah cerita atau rangkaian kata yang bermakna.

Meski 30DWC sudah hampir berakhir tapi bagaimana dengan pandemi ini, kapan akan berakhir?
Pertanyaan itu pasti berada di benak setiap orang saat ini baik mereka yang percaya atau pun mereka yang menganggap ini hanya candaan semata. Sudah setahun lebih pandemi akibat penyebaran virus Covid-19 ini melanda negeri kita tercinta dan juga banyak negeri di belahan bumi lainnya. Pastinya banyak cerita meski lebih banyak yang berbalut duka.

Tak usah jauh-jauh memandang, lihatlah saja disekitar kita. Hampir setiap hari suara sirine ambulan memekakan telinga dan menciutkan hati yang mendengarnya. Hampir setiap hari bertebaran berita duka yang mengabarkan kehilangan keluarga atau kawan akibat pandemi ini. Sebenarnya virus yang tak kasat mata ini bukan hanya menyerang tubuh kita namun justru jiwa kita, pikiran kita yang seakan diteror dengan rasa takut, cemas, was-was dan kepanikan yang sejatinya bisa lebih mematikan.

Alhamdulillah hingga detik ini aku masih bertahan, berusaha untuk tetap terus taat menerapkan protokol kesehatan. Mencoba untuk tetap menghindari kerumunan atau sekedar berkumpul dengan kawan-kawan. Maaf, bukan kini aku anti sosial, aku masih keluar rumah, aku masih bekerja, aku masih saling menyapa. Aku hanya sedang berusaha menjaga diriku dan juga keluargaku. Ada putra-putriku yang masih balita dan juga kedua orang tuaku yang mungkin sangat beresiko untuk terkena, maka dari itu aku harus tetap waspada. Karena aku sudah merasakan beratnya berpisah meski itu hanya sejengkal jarak dan sekelebat waktu.

Apakah aku tak lelah?
Apakah aku tak bosan?

Ya, aku pun pernah merasa lelah, aku pun pernah merasa bosan dan jengah dengan semua situasi ini. Tapi hati kembali menuntunku untuk mengimani bahwa inilah takdir yang harus aku lalui, bukan hanya hidup di dunia ini tanpa arti melainkan belajar untuk membaca ayat-ayat ilahi dalam kehidupan ini. Dari saudara-saudara kita yang mungkin saat ini tengah berjuang karena terpapar virus corona, atau dari mereka yang kehilangan orang-orang terkasihnya, banyak pelajaran yang sebenarnya bisa kita ambil. 

Tak harus menunggu kita sendiri yang mengalaminya, berusahalah untuk mengasah hati kita, menempatkan empati dan memandang dengan mata batin kita. Sungguh pandemi ini telah mengajarkan banyak hal pada kita. Tak perlu kujabarkan satu persatu makna yang ada biarkan hati kita menemukan sendiri jawabannya dengan jalan dan kisahnya masing-masing.


*Tetap jaga protokol kesehatan, kuatkan doa Insya Allah kita bisa saling menjaga

Get Well Soon My Sweety

  Ini adalah catatan pertamaku di tahun 2022, catatan pertama yang diawali dengan kesedihan. Kesedihan karena tulisan ini aku buat saat seda...